Oleh :
Amri Bidin
Pesta itu akan segera dimulai,
Ya, pesta demokrasi yang sangat megah.
Akan pesta demokrasi yang megah itu, untuk rakyat dan
negara?
Ya, katanya....
Merekalah yang lebih tau?
Mereka mulai berkampanye kesana kemari
Seperti tak mempunyai sebuah tujuan pasti.
Menjadi orang biasa untuk meraih simpati kita.
Bersama rakyat untuk mempererat silaturahmi, katanya.
Dan terus berkata
‘kita akan membangun negeri ini bersama’
Kau lakukan itu semua
demi sebuah suara.
Ya, suara rakyat
untuk membuatmu berjaya.
Suara rakyat untuk membuatmu menjadi orang terdepan di negeri
ini.
Suara rakyat untuk
membuatmu berjalan-jalan keluar kota bahkan mancanegara,
Yang katanya demi kepentingan negara, tapi nyatanya apa?
Semua tetap sama dan semua masih seperti semula.
Suara rakyat untuk membuatmu menimbun kekayaan mereka.
Dan suara rakyat, membuatmu untuk terus merdeka diatas
penderitaan mereka.
Dan ketika mereka sudah mulai mempercayaimu
Tapi apa? Ya, Semua yang kau katakan tiada artinya.
Janjimu tinggal janji, kau pergi dan tak pernah kembali
Seperti waktu berlalu
dan dengan sekejap menjadi masa lalu.
kau telah duduk manis diatas singasana megah itu.
Yang membuatmu lupa pernah mengenal mereka
Pesta itu telah usai, Seperti didalam mimpi semuanya
terjadi.
mereka kembali ke kehidupan nyata.
Dan kau tersenyum manis dari balik layar kaca,
Mereka tetap berkata “kaulah presidenku, pilihanku”
Walaupun semua tidak seperti harapan nyata
Ya, setidaknya mereka bangga walau hanya mendapat uang muka
tanpa ada gaji bulanannya.
Pesta megah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk pejabat.
Namun, harapan mereka akan tetap berkobar
Untuk pembenahan negeri ini.
Bagi mereka janji dan perkataanmu adalah doa untuk mereka
Dan doa untuk negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar