Se-pekan Berlatih Jurnalistik di Danau Toba


Sebagai Lembaga pers kampus di lingkungan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, LPM Dinamika mengemban tugas sebagai wadah informasi dikalangan Mahasiswa/i IAIN SU. Hal itu lah yang menyebabkan LPM Dinamika terus membekali anggotanya dengan Ilmu Jurnalistik yang mumpuni dengan mengikut sertakan anggotanya untuk mengikuti pelatihan, agar dapat menghasilkan jurnalis-jurnalis yang kapabilitas, mampu merangkai informasi dengan aktual dan menarik untuk disajikan kepada civitas akademisi di IAIN SU dan masyarakat luas.
Sebelum menjadi anggota resmi LPM Dinamika, mahasiswa yang memutuskan untuk bergabung dengan LPM Dinamika juga telah dilatih dan diperkenalkan tentang ilmu jurnalistik dalam fase magang selama tiga bulan. Selain itu, setiap anggota wajib mengikuti Pelatihan jurnalistik tingkat dasar. Paling Sederhana, Struktur piramida terbalik yang harus dikuasi oleh anggota LPM Dinamika karena hal ini penting untuk kontribusinya di website. Dan pelatihan yang terakhir adalah pelatihan jurnalistik tingkat nasional yang diadakan kawan-kawan pers dari seluruh Indonesia.
Beberapa tahun terakhir, LPM Dinamika IAIN SU memang aktif mengirimkan anggotanya mengikuti pelatihan tingkat nasional. Kali ini, seorang anggota LPM Dinamika IAIN SU, Amri Bidin berkesempatan untuk menimba ilmu dalam pelatihan Jurnalis nasional di Parapat, Sumatera Utara, Indonesia.
Sebelumnya, dua anggota LPM Dinamika juga mengikuti pelatihan jurnalis tingkat nasional di Bandar Lampung bulan mei lalu. Walaupun pelatihannya kali ini diadakan di provinsi sumatera utara, hal itu bukan lah masalah karena jauh ataupun dekatnya tidak diukur melainkan ilmu yang akan diperoleh dan pengalaman yang luar biasa.
Pelatihan Jurnalis tingkat nasional ini diadakan oleh UKPM Suara USU. Pelatihan ini dinamakan “Seminggu dalam jurnalisme profesional (Salam Ulos) 2014”. Pelatihan ini diikuti 19 peserta dari lembaga pers kampus se-indonesia. Mulai dari LPM DetAk Unsiyah Aceh, LPM Gagasan UIN SUSKA Riau, LPM Genta Andalas Padang, LPM Ganto UNP Padang, LPM Patriotik Unbari Jambi, LPM Gelora Sriwijaya UNSRI Palembang, LPM Momentun Universitas Langlang Buana Bandung, LPM Analisa STAI Pati Semarang, BPPM Balairung UGM Yogyakarta, LPM Akademika Udayana Bali, LPPM Profesi UNM Makassar, LPM Jurnalistik UNMU Samarinda, LPM Teropong UMSU, dan LPM Dinamika mewakili IAIN SU.
Kegiatan ini terlaksana  mulai tanggal 22-27 September 2014. Acara yang diadakan selama enam hari ini disajikan dengan rangkai acara yang menarik dan memberikan service full kepada peserta. Diantaranya adalah pelatihan penulisan narasi, kemudian bahasa indonesia jurnalistik, diskusi tentang HAM dan Bisnis serta reportase lapangan.
Pemateri yang dihadirkan merupakan pemateri yang profesional di bidangnya. Diantaranya Andreas Harsono wartawan yayasan pantau yang berapa tahun terakhir ini aktif sebagai pemateri Salam Ulos. Beliau memberikan materi tentang penulisan narasi. Tentunya, dalam menulis sebuah narasi bukan lah hal yang mudah, seorang penulis harus mampu mengumpulkan puluhan bahkan sampai ratusan narasumber. Selain itu, observasi merupakan hal yang sangat penting dalam membuat sebuah tulisan narasi.
Kemudian dilanjutkan dengan materi bahasa indonesia jurnalistik oleh Rahmat Wibisono, Redaktur Solo Pos. Bahasa indonesia jurnalistik sangat bermanfaat untuk para editor. Karena dalam pembahasannya adalah tentang tulisan yang baku dan penulisan EYD yang tepat serta pemilihan diksi dalam berita maupun cerpen dan novel.

Tak hanya itu, peserta dan panitia nonton film bersama “promise land” yang dipandu oleh Anugerah Perkasa Wartawan Bisnis dan HAM Bisnis Indonesia. Dalam pemaparannya ia menyampaikan bahwa saat ini, wartawan harus meliput bisnis. Karena bisnis itu kapital dan didalamnya terdapat hak asasi manusia. Karena saat ini slogan pejabat “ada uang ada kekuasaan”.
Salah seorang peserta bertanya kepada Mas Nugi. Anugerah  perkasa akrab dipanggil Nugi. “mengapa wartawan menulis tentang HAM?”
“Karena dengan menulis HAM, merupakan salah satu harapan masyarakat untuk melindungi haknya,” jawab mas nugi simpel.
Setelah semua materi disampaikan, pada hari kamis pagi (25/9), kami diturunkan langsung ke kelurahan Ajibata kec. Toba Samosir dengan angkutan umum. Semua peserta didudukan bersama narasumber yang telah disediakan oleh panitia tentang ikan porapora yang terancam punah. Narasumber tersebut, Siska Nenggolan dan Mak Adel nama lengkapnya Donna Nenggolan sebagai Nelayan yang saat ini sudah jadi pengangguran. Selain itu, ada Ramlan Tampubolon yang memproduksi ikan porapora tersebut.
Panitia juga menghadirkan camat simalungun, namun karena agendanya yang padat sehingga tidak dapat hadir dan digantikan oleh kepala desa Ajibata.
Namun, ada kejadian yang membekas dihati peserta saat wawancara berlangsung, yakni saat mak adel mengenalkan dirinya. “Nama saya Mak Adel, nama lengkapnya Donna Nenggolan, ‘n’ nya dobel,” tuturnya dengan khas bataknya. Hingga menjadi bahan tawaan peserta selama penulisan berita bahkan saat hari terakhir pelatihan pun gurauan itu masih terdengar.
Keesokan harinya, peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk dievaluasi tulisan masing-masing. Saat itu, saya tergabung dengan kelompok Rahmat Wibisono. Nampaknya, Rahmat Wibisono belum begitu puas dengan hasil kami walaupun ada beberapa tulisan yang ia sukai.
Manfaat yang didapat dari pelatihan ini adalah ilmu jurnalistik serta informasi yang menarik tentang seputar pengelolaan organisasi beserta sumber daya anggotanya. Menambah kawan dan menjalin silaturahmi. Serta menikmati keindahan pesona Danau Toba sebagai danau terbesar di Asia Tenggara dan mengenal sejarah batak di pulau samosir menjadi suatu pengalaman yang luar biasa di penghujung September.
(Amri Bidin)

amri

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

2 komentar: